Kamis, 08 November 2012

kelompok sosial


Kelompok Sosial
  1. Pengantar
Manusia tidak dapat hidup sendiri, seperti Adam dan Hawa yang ditakdirkan untuk hidup bersama. Begitupula tokoh Tarzan didalam film, ia mempunyai pasangan seorang wanita yang kemudian memiliki keturunan. Tokoh-tokoh cerita wayang seperti Arjuna yang sering bertapa dan menyendiri akhirnya kembali kepada saudara-saudaranya. Bertapa dan menyendiri hanya bersifat temporer dan untuk sementara. Didalam hubungan antar manusia harus ada reaksi yang timbull sebagai reaksi yang timbul sebagai akibat yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut. Misalnya kalau seseorang menyanyi, dia memerlukan raeksi, entah yang berwujud pujian atau celaan yang akan menjadi dorongan bagi tindakan-tindakan selanjutnya Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Manusia pada umumnya cenderung untuk memberikan keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain dalam memberikan reaksi, karena sejak lahir manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu:
1.      Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat)
2.      Keinginan intuk menjadi satu dengan suasana alam disekelilingnya.
Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia mengguanakan pikiran, perasaan, dan kehendak. Untuk menghadapi alam sekitar seperti udara yang dingin dan alam yang kejam, manusia membuat rumah dan pakaian. Manusia mencari makanan dari alam dengan menggunakan akalnya. Dilaut, manusia akan menjadi nelayan untuk menangkap ikan, sedabgkan dihutan manusia akan berburu. Semuanya ini menimbulkan kelompok-kelompok sosial (social group).
Syarat-syarat kelompok sosial:
1.      Adanya ksedaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan
2.      Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain
3.      Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dll. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama misalnya, dapat pula menjadi faktor pengikat atau pemersatu.
4.      Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
5.      Bersistem dan berproses.

  1. Pendekatan Sosiologis Terhadap Kelompok-Kelompok Sosial
Seorang sosiolog dalam menelaah masyarakat akan berhubung dengan kelompok-kelompok sosial dan menjadi bagian kecil dari kelompok tersebut. Menusia merupakan anggota kelompok sosial yang bernama keluarga, dalam keluarga meskipun manusia mempunyai kehidupan masing-masing namun pada saat berkumpul akan saling bertukar pengalaman (social experinces) antar anggota keluarga mengenai hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya diluar rumah. Suatu kelompok umumnya tidak statis tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknnya. Kelompok sosial tersebut merupakan tempat kekuatan-kekuatan sosial berhubungan, berkembang, mengalami disorganisasi memegang peranan, dll.
  1. Tipe-Tipe kelompok Sosial
1.      Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
Berdasarkan besar kecilnya kelompok sosial, Georg Simmel mengklasifikasi tipe-tipe kelompok sosial dari bentuk yang terkecil yaitu terdiri dari satu orang yang dinamakan monad kemudian monad dikembangkan dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang dyad serta triat dan kelompok kecil lainnya. Sebagai perbandingan, Leopold Von Wiese dan Howard Becker menganalisis kelompok-kelompok yang lebih besar.
Ukuran lain yang diambil adalah atas dasar derajat interaksi soisal dalam kelompok tersebut. Anggota-anggota kelompok sosial saling mengenal (face to face grouping), seprti keluarga, RT, keluarga, dan desa, dengan kelompok-kelompok sosial seperti kota-kota, korporasi dan negara, yang anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat.
Ukuran lainnya adalah kepentingan dan wilayah. Suatu komuniti (masyarakat setempat) misalnnya, merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan yang khusus atau tertentu. Asosiasi sebagai suatu perbandingan justru dibentuk untuk kepentingan tertentu. Anggota komuniti dan asosiasi tentu sadar akan adanya kepentingan bersama, walaupun tidak dijabarkan secara terperinci.   
Berdasarkan kelangsungan kepentingan , adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap.
Berdasarkan derajat organisasi, kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.
Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut:
  1. Kategori statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama, misalnya kelompok umur.
  2. Kategori sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama, misalnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia).
  3. Kelompok sosial, misalnya keluarga batih (nuclear family)
  4. Kelompok tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu tempat pada waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang sama. Misalnya, orang yang sedang menonton sepak bola.
  5. Organisasi Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu, misalnya perusahaan.

2.      Kelompok sosial dipandang dari kelompok individu
Keanggotaan masyarakat kedalam kelompok sosial biasanya atas dasar kekerabatan, usia, seks, dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial memberikan kedudukan atau prestise tertentu yang sesuai dengan adat isti adat dan lembaga kemasyarakatn didalam masyarakat. Namun, yang terpenting adalah bahwa keanggotaan dalam kelompok sosial tidak selalu bersifat sukarela, tapi ada juga yang sifatnya paksaan. Misalnya, selain sebagai anggota kelompok di tempatnya bekerja, Pak Tomo juga anggota masyarakat, anggota perkumpulan bulu tangkis, anggota Ikatan Advokat Indonesia, anggota keluarga, anggota Paguyuban masyarakat Jawa dan sebagainya.
3.      In group dan out group
In group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya. in group tidak bersifat relatif dan tergantung pada situasi-situasi sosial yang tertentu. Out group diartikan oleh individu sebagai lawan in groupnya. Ia sering dikaitkan dengan istilah-istilah “kami atau kita” dan “mereka”, seperti “kita warga RT 001” sedangkan “mereka warga RT 002”. Sikap-sikap in group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Sikap out group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris,  yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dengan kelompok lainnya.
4.      Kelompok primer (Primery Group) dan kelompok sekunder (Secondary Group)
Charles Horton Cooley mengemukakan perbedaan antara kelompok primer (face to face goup) dan kelompok sekunder yang ditulis dalam social organization pada 1909. Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara angota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Contohnya keluarga, kelompok sepermainan, dll.
Kelompok sekunder adalah, kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya ridak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya Contohnya hubungan kontrak jual beli.
5.      Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Asal mula buah pemikiran Charles Horton Cooley tentang kelompok primer dapat dikembalikan pada buah pikiran yang sebelumnya telah dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies tentang paguyuban dan patembayan. Hubungan positif antara manusia selalu bersifat paguyuban dan patembayan.
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memenag telah dikodratkan.
Oleh Tonies dikatakan bahwa paguyuban mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu:
1.      Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
2.      Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk beberapa orang saja.
3.      Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang lain diluar “kita”.
Tipe paguyuban, yaitu:
1.      Paguyuban karena ikatan darah, yaitu paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan, contoh : keluarga, kelompok kekeraban.
2.      Paguyuban karena tempat,yatu suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong, contok: RT,RW,arisan.
3.      Paguyuban karena jiwa-pikiran, yang merupakan suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi meeka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, ideologi yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk  gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya.
6.      Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama, contohnya organisasi. Kriteria rumusan organisasi formal group merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha demi tercapainya tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus. Sedangkan, informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan yang sama. Contoh lain adalah suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar.
7.      Membership Group dan Reference Group
Perbedaan antara membership group dan reference group berasal dari Robert K. Merton. Membership gruop merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Membership group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. . Batas-batas fisik yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan memengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok itu.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi anggota TNI, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki lembaga pendidikan militer. Namun, ia bertingkah laku layaknya seorang perwira TNI meskipun dia bukan anggota TNI.
Tipe umum reference group adalah ;
1.      Tipe normatif yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang , dan
2.      Tipe perbandinga yang merupakan pegangan bagi individu didalam menilai kepribadiannya.
8.      Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarja teologi, ikatan dokter indonesia, dll.
Kelompok volonter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa menggangu kepentingan masyarakat secara umum.
  1. Kelompok-Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur dimasukkan kedalam dua golongan besar yaitu kerumunan dan publik.
1.      Kerumunan ( crowd)
Kerumunan ( crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat, pada waktu yang bersamaan.
Bentuk kerumunan adalah formal dan ekspresif(direncanakan). Sifat kerumunan(sementara), yaitu tidak menyenangkan, keadaan panik, kerumunan penonton. Berlawanan dengan norma hukum (emosional dan imoral).
2.      Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikisi seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film, dll.
  1. Masyarakat Pedesaan ( Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
Istilah community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, yang menunjuk pada warga sebuag desa, suku, kota, atau bangsa. Dalam mengklasifikasi masyarakat setempat dapat digunakan empat kriteria yang saling berpautan yaitu:
a.       Jumlah penduduk
b.      Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk daerah padalaman
c.       Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
d.      Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
Perbedaan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan
Masyarakat perkotaan
Warga memiliki hubungan yang lebih erat
Jumlah penduduknya tidak tertentu
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan
Bersifat individualistis
Umumnya hidup dari pertanian
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya, dan lebih sulit mencari pekerjaan
Golongan orang tua memegang peranan penting
Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dan golongan orang tua
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan dari pada faktor pribadi
Perhatian masyarakat lebih pada  keperluan utama kehidupan
Perhatian lebih kepada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise
Kehidupan keagamaan lebih kental
Kehidupan keagamaan lebih longgar
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota
Banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negatif dikota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dll

  1. Kelompok-kelompok Kecil (Small Group)
Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sedikit dari dua orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri penting baginya. Small group selalu timbul didalam kerangka organisasi yang lebih besar dan lebih luas contohnya didalam partai politik yang merupakan kelompok sosial besar, pasti ada kelompok kecil yang menduduki pimpinan partai tersebut, awak sebuah pesawat terbang juga merupakan small group.
  1. Dinamika Kelompok Sosial
Setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Perubahan dalam setiap kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan sosial secara lambat namun ada juga yang mengalami perubahan sosial secara cepat. Perubahan struktur kelompok sosial terjadi karena:
1.      Perubahan situasi
Situasi membahayakan yang berasal dari luar memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan untuk mementingkan diri sendiri para anggota kelompok sosial.
2.      Pergantian anggota-anggota kelompok
Kelompok sosial akan mengalami keguncangan apabila ditinggalkan salah seoarang anggotanya yang mempunyai kedudukan penting misalnya dalam satu keluarga.
3.      Situasi sosial dan ekonomi
Dalam keadaan depresi misalnya, suatu keluarga akan bersatu menghadapinya walaupun anggota-anggota keluarga tersebut  mempunyai agama atau pandangan politik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Masalah dinamika kelompok menyangkut gerak atau perilaku kolektif. Gejala tersebut merupakan suatu cara berpikir, merasa, dan beraksi suatu kolektifitas yang serta merta tidak berstruktur. Sebab-sebab suatu kolektifitas menjadi agresif antara lain:
1.      Frustasi selama jangka waktu yang lama
2.      Tersinggung
3.      Dirugikan
4.      Ada ancaman dari luar
5.      Diperlakukan tidak adil
6.      Terkena pada bidang-bidang kehidupan yang sangat sensitif.

Kelompok Sosial
  1. Pengantar
Manusia tidak dapat hidup sendiri, seperti Adam dan Hawa yang ditakdirkan untuk hidup bersama. Begitupula tokoh Tarzan didalam film, ia mempunyai pasangan seorang wanita yang kemudian memiliki keturunan. Tokoh-tokoh cerita wayang seperti Arjuna yang sering bertapa dan menyendiri akhirnya kembali kepada saudara-saudaranya. Bertapa dan menyendiri hanya bersifat temporer dan untuk sementara. Didalam hubungan antar manusia harus ada reaksi yang timbull sebagai reaksi yang timbul sebagai akibat yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut. Misalnya kalau seseorang menyanyi, dia memerlukan raeksi, entah yang berwujud pujian atau celaan yang akan menjadi dorongan bagi tindakan-tindakan selanjutnya Menurut Abdul Syani, terbentuknya suatu kelompok sosial karena adanya naluri manusia yang selalu ingin hidup bersama. Manusia membutuhkan komunikasi dalam membentuk kelompok, karena melalui komunikasi orang dapat mengadakan ikatan dan pengaruh psikologis secara timbal balik. Manusia pada umumnya cenderung untuk memberikan keserasian dengan tindakan-tindakan orang lain dalam memberikan reaksi, karena sejak lahir manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu:
1.      Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (masyarakat)
2.      Keinginan intuk menjadi satu dengan suasana alam disekelilingnya.
Untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia mengguanakan pikiran, perasaan, dan kehendak. Untuk menghadapi alam sekitar seperti udara yang dingin dan alam yang kejam, manusia membuat rumah dan pakaian. Manusia mencari makanan dari alam dengan menggunakan akalnya. Dilaut, manusia akan menjadi nelayan untuk menangkap ikan, sedabgkan dihutan manusia akan berburu. Semuanya ini menimbulkan kelompok-kelompok sosial (social group).
Syarat-syarat kelompok sosial:
1.      Adanya ksedaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan
2.      Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain
3.      Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dll. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama misalnya, dapat pula menjadi faktor pengikat atau pemersatu.
4.      Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
5.      Bersistem dan berproses.

  1. Pendekatan Sosiologis Terhadap Kelompok-Kelompok Sosial
Seorang sosiolog dalam menelaah masyarakat akan berhubung dengan kelompok-kelompok sosial dan menjadi bagian kecil dari kelompok tersebut. Menusia merupakan anggota kelompok sosial yang bernama keluarga, dalam keluarga meskipun manusia mempunyai kehidupan masing-masing namun pada saat berkumpul akan saling bertukar pengalaman (social experinces) antar anggota keluarga mengenai hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial lainnya diluar rumah. Suatu kelompok umumnya tidak statis tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknnya. Kelompok sosial tersebut merupakan tempat kekuatan-kekuatan sosial berhubungan, berkembang, mengalami disorganisasi memegang peranan, dll.
  1. Tipe-Tipe kelompok Sosial
1.      Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
Berdasarkan besar kecilnya kelompok sosial, Georg Simmel mengklasifikasi tipe-tipe kelompok sosial dari bentuk yang terkecil yaitu terdiri dari satu orang yang dinamakan monad kemudian monad dikembangkan dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang dyad serta triat dan kelompok kecil lainnya. Sebagai perbandingan, Leopold Von Wiese dan Howard Becker menganalisis kelompok-kelompok yang lebih besar.
Ukuran lain yang diambil adalah atas dasar derajat interaksi soisal dalam kelompok tersebut. Anggota-anggota kelompok sosial saling mengenal (face to face grouping), seprti keluarga, RT, keluarga, dan desa, dengan kelompok-kelompok sosial seperti kota-kota, korporasi dan negara, yang anggotanya tidak mempunyai hubungan yang erat.
Ukuran lainnya adalah kepentingan dan wilayah. Suatu komuniti (masyarakat setempat) misalnnya, merupakan kelompok-kelompok atau kesatuan atas dasar wilayah yang tidak mempunyai kepentingan yang khusus atau tertentu. Asosiasi sebagai suatu perbandingan justru dibentuk untuk kepentingan tertentu. Anggota komuniti dan asosiasi tentu sadar akan adanya kepentingan bersama, walaupun tidak dijabarkan secara terperinci.   
Berdasarkan kelangsungan kepentingan , adanya kepentingan bersama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya sebuah kelompok sosial. Suatu kerumunan misalnya, merupakan kelompok yang keberadaannya hanya sebentar karena kepentingannya juga tidak berlangsung lama. Namun, sebuah asosiasi mempunyai kepentingan yang tetap.
Berdasarkan derajat organisasi, kelompok sosial terdiri atas kelompok-kelompok sosial yang terorganisasi dengan rapi seperti negara, TNI, perusahaan dan sebagainya. Namun, ada kelompok sosial yang hampir tidak terorganisasi dengan baik, seperti kerumunan.
Secara umum tipe-tipe kelompok sosial adalah sebagai berikut:
  1. Kategori statistik, yaitu pengelompokan atas dasar ciri tertentu yang sama, misalnya kelompok umur.
  2. Kategori sosial, yaitu kelompok individu yang sadar akan ciri-ciri yang dimiliki bersama, misalnya HMI (Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia).
  3. Kelompok sosial, misalnya keluarga batih (nuclear family)
  4. Kelompok tidak teratur, yaitu perkumpulan orang-orang di suatu tempat pada waktu yang sama karena adanya pusat perhatian yang sama. Misalnya, orang yang sedang menonton sepak bola.
  5. Organisasi Formal, yaitu kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan terlebih dahulu, misalnya perusahaan.

2.      Kelompok sosial dipandang dari kelompok individu
Keanggotaan masyarakat kedalam kelompok sosial biasanya atas dasar kekerabatan, usia, seks, dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan. Keanggotaan masing-masing kelompok sosial memberikan kedudukan atau prestise tertentu yang sesuai dengan adat isti adat dan lembaga kemasyarakatn didalam masyarakat. Namun, yang terpenting adalah bahwa keanggotaan dalam kelompok sosial tidak selalu bersifat sukarela, tapi ada juga yang sifatnya paksaan. Misalnya, selain sebagai anggota kelompok di tempatnya bekerja, Pak Tomo juga anggota masyarakat, anggota perkumpulan bulu tangkis, anggota Ikatan Advokat Indonesia, anggota keluarga, anggota Paguyuban masyarakat Jawa dan sebagainya.
3.      In group dan out group
In group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya. in group tidak bersifat relatif dan tergantung pada situasi-situasi sosial yang tertentu. Out group diartikan oleh individu sebagai lawan in groupnya. Ia sering dikaitkan dengan istilah-istilah “kami atau kita” dan “mereka”, seperti “kita warga RT 001” sedangkan “mereka warga RT 002”. Sikap-sikap in group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Sikap out group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris,  yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dengan kelompok lainnya.
4.      Kelompok primer (Primery Group) dan kelompok sekunder (Secondary Group)
Charles Horton Cooley mengemukakan perbedaan antara kelompok primer (face to face goup) dan kelompok sekunder yang ditulis dalam social organization pada 1909. Menurut Cooley, kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal mengenal antara angota-anggotanya serta kerjasama erat yang bersifat pribadi. Contohnya keluarga, kelompok sepermainan, dll.
Kelompok sekunder adalah, kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat hubungannya ridak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langgeng. Dalam kelompok sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah), serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu penting, tetapi cara kerjanya Contohnya hubungan kontrak jual beli.
5.      Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesellschaft)
Asal mula buah pemikiran Charles Horton Cooley tentang kelompok primer dapat dikembalikan pada buah pikiran yang sebelumnya telah dikemukakan oleh Ferdinand Tonnies tentang paguyuban dan patembayan. Hubungan positif antara manusia selalu bersifat paguyuban dan patembayan.
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memenag telah dikodratkan.
Oleh Tonies dikatakan bahwa paguyuban mempunyai beberapa ciri pokok, yaitu:
1.      Intimate, yaitu hubungan menyeluruh yang mesra.
2.      Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk beberapa orang saja.
3.      Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang-orang lain diluar “kita”.
Tipe paguyuban, yaitu:
1.      Paguyuban karena ikatan darah, yaitu paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan, contoh : keluarga, kelompok kekeraban.
2.      Paguyuban karena tempat,yatu suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong, contok: RT,RW,arisan.
3.      Paguyuban karena jiwa-pikiran, yang merupakan suatu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang walaupun tak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, tetapi meeka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, ideologi yang sama. Paguyuban semacam ini biasanya ikatannya tidaklah sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.
Sebaliknya, patembayan (gesellschaft) adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin. Bentuk  gesellschaft terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang bersifat timbal balik. Misalnya, ikatan perjanjian kerja, birokrasi dalam suatu kantor, perjanjian dagang, dan sebagainya.
6.      Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama, contohnya organisasi. Kriteria rumusan organisasi formal group merupakan keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha demi tercapainya tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat khusus. Sedangkan, informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan yang sama. Contoh lain adalah suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar.
7.      Membership Group dan Reference Group
Perbedaan antara membership group dan reference group berasal dari Robert K. Merton. Membership gruop merupakan kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Membership group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. . Batas-batas fisik yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang tidak dapat ditentukan secara mutlak. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan keadaan. Situasi yang tidak tetap akan memengaruhi derajat interaksi di dalam kelompok tadi sehingga adakalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan kelompok tersebut walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok itu.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang ingin sekali menjadi anggota TNI, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk memasuki lembaga pendidikan militer. Namun, ia bertingkah laku layaknya seorang perwira TNI meskipun dia bukan anggota TNI.
Tipe umum reference group adalah ;
1.      Tipe normatif yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang , dan
2.      Tipe perbandinga yang merupakan pegangan bagi individu didalam menilai kepribadiannya.
8.      Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarja teologi, ikatan dokter indonesia, dll.
Kelompok volonter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa menggangu kepentingan masyarakat secara umum.
  1. Kelompok-Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur dimasukkan kedalam dua golongan besar yaitu kerumunan dan publik.
1.      Kerumunan ( crowd)
Kerumunan ( crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan disuatu tempat, pada waktu yang bersamaan.
Bentuk kerumunan adalah formal dan ekspresif(direncanakan). Sifat kerumunan(sementara), yaitu tidak menyenangkan, keadaan panik, kerumunan penonton. Berlawanan dengan norma hukum (emosional dan imoral).
2.      Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikisi seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film, dll.
  1. Masyarakat Pedesaan ( Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
Istilah community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, yang menunjuk pada warga sebuag desa, suku, kota, atau bangsa. Dalam mengklasifikasi masyarakat setempat dapat digunakan empat kriteria yang saling berpautan yaitu:
a.       Jumlah penduduk
b.      Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk daerah padalaman
c.       Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
d.      Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
Perbedaan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan
Masyarakat pedesaan
Masyarakat perkotaan
Warga memiliki hubungan yang lebih erat
Jumlah penduduknya tidak tertentu
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan
Bersifat individualistis
Umumnya hidup dari pertanian
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya, dan lebih sulit mencari pekerjaan
Golongan orang tua memegang peranan penting
Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dan golongan orang tua
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan dari pada faktor pribadi
Perhatian masyarakat lebih pada  keperluan utama kehidupan
Perhatian lebih kepada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise
Kehidupan keagamaan lebih kental
Kehidupan keagamaan lebih longgar
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota
Banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negatif dikota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah, dll

  1. Kelompok-kelompok Kecil (Small Group)
Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sedikit dari dua orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri penting baginya. Small group selalu timbul didalam kerangka organisasi yang lebih besar dan lebih luas contohnya didalam partai politik yang merupakan kelompok sosial besar, pasti ada kelompok kecil yang menduduki pimpinan partai tersebut, awak sebuah pesawat terbang juga merupakan small group.
  1. Dinamika Kelompok Sosial
Setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Perubahan dalam setiap kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan sosial secara lambat namun ada juga yang mengalami perubahan sosial secara cepat. Perubahan struktur kelompok sosial terjadi karena:
1.      Perubahan situasi
Situasi membahayakan yang berasal dari luar memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan untuk mementingkan diri sendiri para anggota kelompok sosial.
2.      Pergantian anggota-anggota kelompok
Kelompok sosial akan mengalami keguncangan apabila ditinggalkan salah seoarang anggotanya yang mempunyai kedudukan penting misalnya dalam satu keluarga.
3.      Situasi sosial dan ekonomi
Dalam keadaan depresi misalnya, suatu keluarga akan bersatu menghadapinya walaupun anggota-anggota keluarga tersebut  mempunyai agama atau pandangan politik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Masalah dinamika kelompok menyangkut gerak atau perilaku kolektif. Gejala tersebut merupakan suatu cara berpikir, merasa, dan beraksi suatu kolektifitas yang serta merta tidak berstruktur. Sebab-sebab suatu kolektifitas menjadi agresif antara lain:
1.      Frustasi selama jangka waktu yang lama
2.      Tersinggung
3.      Dirugikan
4.      Ada ancaman dari luar
5.      Diperlakukan tidak adil
6.      Terkena pada bidang-bidang kehidupan yang sangat sensitif.